HIV Dan Cara Pengobatannya
FOTO : DOK. DINKES
Dinkes – 02/12/2017. Menjelang hari AIDS sedunia, tanggal 1 Desember dengan mengusung tema “Kita Bisa Kita Sehat”, Dinas Kesehatan Kab. Bogor melakukan sosialisasi / Dialog interaktif HIV dan AIDS, bersama warga Cigombong Kabupaten Bogor dengan narasumber dr. Bertha Hotmaria Gultom dari RSUD Ciawi ( 30 / 11 / 2017 ).
Seperti prediksi sebelumnya dan mungkin tahun mendatang jumlah yang terinfeksi HIV terjadi antara laki – laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), dan umumnya perempuan yang terjadi pada ibu rumah tangga terinfeksi melalui hubungan seks dengan pasangan yang sudah terinfeksi dan wanita yang melakukan perilaku beresiko pada tahun sebelumnya. Dengan pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, misalnya pemakaian jarum suntik dikalangan pengguna Narkotika Suntikan. Selang kurang lebih 5 tahun bagi mereka yang terinfeksi HIV dapat terdeteksi, dan mereka yang terinfeksi dominan terjadi pada laki-laki yang suka berganti pasangan atau pelanggan PSK pada tahun - tahun sebelumnya.
HIV (
human immunodeficiency virus ) merupakan Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. HIV belum bisa disembuhkan, tapi ada pengobatan yang bisa digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit. HIV bisa ditemukan didalam cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Cairan yang dimaksud adalah cairan sperma, cairan vagina, cairan anus, darah, dan ASI. HIV tidak bisa menyebar melalui keringat atau urine. Seperti halnya dengan penyakit kronis / menahun lainnya, meskipun tidak dapat menghilangkan penyakit namun dengan terapi obat yang tepat dapat membantu memperpanjang harapan hidup.
Gejala orang yang terinfeksi HIV secara umum memiliki kemiripan dengan gejala flu, sakit tenggorokan, nyeri pada otot dan persendian, demam, diare, muncul peradangan berwarna merah disertai benjolan benjolan kecil disekitarnya, berat badan menurun, dan badan terasa lelah. Pemeriksaan kesehatan secara rutin harus dilakukan untuk mengetahui gejala penyakit serius sejak dini agar mendapatkan penanganan yang tepat. Kemudian yang dimaksud dengan penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), beberapa gejala yang muncul seperti terjadi demam untuk waktu yang cukup lama, terus menerus terasa lelah, berat badan semakin menurun, nafas terasa sesak, terjadi pembengkakan kelenjar getah bening pada paha dan leher.
Pengobatan ARV (antiretroviral) secara teratur sangat penting bagi orang dengan HIV positif, karena akan menekan jumlah virus HIV yang ada ditubuh sekaligus menjaga kekebalan tubuh. Bagi mereka yang HIV positif minum obat ARV akan mencegah penularan pada orang lain, mencegah munculnya gejala AIDS, menjaga produktivitas dan meningkatkan kualitas hidup. Selama ini bahkan hingga saat ini, pemerintah tetap menjamin ketersediaan pengobatan ARV. Di Tahun 2017, Kemenkes menganggarkan dana sekitar 800 Milyar rupiah agar masyarakat, khususnya orang dengan HIV-AIDS (ODHA), bisa mendapatkan dan memanfaatkannya secara gratis.
Kecenderungan masyarakat selama ini bersikap menjauhi mereka yang hidup dengan HIV - AIDS positif. Sebenarnya yang dibutuhkan ODHA adalah dukungan semangat untuk hidup normal seperti lainnya. Adanya sosialisasi / Dialog interaktif tentang HIV - AIDS sangatlah perlu, sehingga masyarakat bisa memahami gejala terjadinya HIV hingga menjadi AIDS.