Cibinong - Senin 26 Maret 2018,  Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, drg. Tri Wahyu Harini, memimpin apel pagi dalam rangka memperingati hari Tuberkulosis Sedunia ke – 136 dengan membacakan materi sambutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Farid Moeloek yang bertema “ Peduli TBC, Indonesia Sehat.” drg. Tri Wahyu Harini berharap dalam peringatan Hari Tuberkulosis yang ke-136 ini dapat dilakukan secara berlanjut bukan sekedar seremoni. Dengan begitu, semua orang yang terduga TBC dapat ditemukan dan diobati sampai sembuh. Risiko penularan hampir 20 persen TBC diakibatkan dengan merokok, untuk golongan tertentu diantaranya orang yang tinggal dipemukiman padat dan kumuh, Pengguna obat-obatan terlarang, pengidap HIV, kanker, serta orang yang kekurangan gizi berpotensi mudah terjangkit TBC. Bakteri TBC bisa langsung mati jika terpapar oleh sinar matahari langsung, Biarkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan untuk membunuh kuman-kuman TBC yang mungkin bersemayam dalam rumah. Lakukan pola hidup sehat dengan latihan fisik, periksa kesehatan secara teratur, berhenti merokok atau jauhi asap rokok karena dapat memicu penyakit jantung, stress oksidatif bahkan kerusakan DNA. Sambutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Farid Moeloek juga dibacakan serentak dimasing – masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Bogor. Sejalan dengan aksi Temukan Tuberkolosis Obati Sampai Sembuh (TOSS TBC), bermaksud untuk meningkatkan kepedulian seluruh pemangku kebijakan dan masyarakat untuk turut mendukung Eliminasi TB di Indonesia serta menempatkan TBC sebagai isu penting disemua sektor pembangunan.  

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PADA HARI TUBERKULOSIS SEDUNIA 2018 24 MARET 2018

  Assalamu’alaikum  Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera Bagi Kita Semua, Selamat Pagi, Yang terhormat,
    • Bapak Gubernur DKI
    • Direktur Jenderal P2P,
    • Para Pejabat di lingkungan Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten / Kota
 
  • Wakil-wakil Organisasi Profesi dan Lembaga Swadaya Masyarakat,
  • Wakil-wakil Mitra Internasional ; WHO, USAID, KNCV, FHI360, IRD,
  Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala  atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat berkumpul dalam  Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2018. Saya sampaikan apresiasi atas pemilihan tema peringatan HTBS tahun 2018 yaitu  Peduli TBC, Indonesia Sehat dengan aksi: Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (TOSS TBC). Di Indonesia, diperkirakan ada  1.020.000 kasus baru TBC  dan  baru sepertiga yang ditemukan dan diobati.  Masih ada yang belum ditemukan atau sudah ditemukan dan diobati  namun belum dilaporkan. Oleh karena itu, pada Hari TBC Sedunia ini kita perlu meningkatkan kepedulian seluruh lapisan masyarakat tentang pentingnya berobat sampai sembuh bagi setiap kasus TBC agar tidak menularkan penyakitnya pada orang disekitarnya Orang terduga TBC ditandai dengan gejala batuk terus-menerus.  Seringkali disertai berat badan yang menurun, kadang-kadang sesak nafas, dan  berkeringat malam hari tanpa melakukan aktifitas. Penularan TBC juga berisiko pada kelompok orang yang tinggal di tempat  yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Seperti di  Rutan/Lapas, Sekolah Berasrama, Tempat Kerja, Masyarakat yang tinggal di Lingkungan Padat Kumuh. Oleh karena itu, upaya penemuan dan pengobatan TBC perlu diupayakan agar menjangkau lingkungan seperti ini. Para penanggung-jawab atau pengelola institusi seperti ini perlu mengambil langkah nyata dan bermakna dalam pencegahan dan pengendalian TBC di lokasi-lokasi seperti ini. Peran keluarga dan mantan pasien adalah  kunci utama suksesnya gerakan TOSS-TBC. Semangat dan kepatuhan pasien untuk minum obat  ditentukan oleh dukungan keluarga. Keberhasilan para mantan pasien TBC dalam menjalankan pengobatan dapat menjadikan mereka sebagai panutan dan motivator bagi pasien lainnya.  Libatkan dan jadikan keluarga dan pasien sebagai bagian dari program terutama yang terkait dalam peningkatan kepatuhan berobat pasien. Saudara-saudara sekalian, Pada tanggal 13-14 Maret 2018, saya bersama delegasi Indonesia dari berbagai program serta perwakilan masyarakat terdampak TBC menghadiri pertemuan Menteri tingkat regional Asia Tenggara yang diselenggarakan WHO di New Delhi. Dalam kesempatan tersebut saya menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia menetapkan pengendalian Tuberkulosis sebagai salah satu program prioritas dalam Pembangunan Nasional 2015-2019 dan TBC merupakan salah satu dari 12 indikator Pembangunan Nasional yang dipantau langsung oleh Presiden. Indonesia menegaskan komitmen untuk mencapai eliminasi TBC 2030. Komitmen tersebut salah satunya diwujudkan dalam aksi nyata berupa penyediaan pendanaan penuh untuk eliminasi TBC dan jaminan kesehatan nasional untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien TBC. Sesuai dengan tema global Hari Tuberkulosis Sedunia tahun ini yaitu Wanted: Leaders for a TB-free world. You can make history. End TB. Pemimpin Tuberkulosis adalah seluruh kepala negara, menteri, walikota/bupati, gubernur, anggota parlemen dan tokoh masyarakat. Pemimpin di sini juga adalah setiap orang terdampak TBC atau mereka yang turut aktif dalam penanggulangan TBC, yang bersedia serta berani untuk bersuara dan terlibat untuk mengeliminasi Tuberkulosis melalui pekerjaan dan kegiatan mereka. Terkait dengan tema tersebut saya mengingatkan kembali pada bulan Desember 2017 kita, yaitu Kementerian Kesehatan, Kementerian terkait, Pemerintah Daerah dan Organisasi Profesi serta Organisasi Masayarakat telah menandatangani butir butir komitmen bersama yaitu: 1) Memprioritaskan eliminasi TBC pada tahun 2030 melalui respon multisektoral (pemerintah, swasta dan komunitas) di pusat, provinsi maupun kabupaten/kota; 2) Sinkronisasi program melalui komitmen politik dan kepemimpinan yang efektif; 3) Menyusun dan melaksanakan rencana aksi daerah tentang percepatan eliminasi TBC Provinsi, Kabupaten/Kota. Mari bersama-sama kita bekerja sama mengakhiri Tuberkulosis di negara tercinta ini. Saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya yang sampaikan kepada seluruh Dinas Kesehatan dan jajarannya serta fasilitas kesehatan yang secara aktif melakukan gerakan TOSS TBC baik dalam rangka Hari Tuberkulosis Sedunia tahun ini maupun dalam implementasi program di área kerjanya masing-masing sepanjang tahun. Saya juga tak lupa menyampaikan penghargaan kepada seluruh kader dan semua orang yang yang turut serta mengetuk pintu rumah-rumah warga untuk menyampaikan edukasi TBC dan mengajak mereka yang bergejala untuk memeriksakan diri ke Puskesmas. Pada kesempatan yang baik ini pula, saya ucapkan selamat dan apresiasi kepada semua pihak yang telah turut menyiapkan dan menyelenggarakan acara ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada wakil-wakil jajaran kementerian/ lembaga yang telah hadir meringankan langkah pada acara ini.  Saudara-saudara, Saya berharap agar kegiatan ini akan dilaksanakan secara berkesinambungan, intensif  dan penuh semangat   di seluruh Indonesia. Dengan demikian,  semua orang yang terduga TBC dapat ditemukan  dan diobati sampai sembuh, sehingga  mata rantai penularan TBC di masyarakat dapat diputuskan dan diakhiri guna mewujudkan  Indonesia dan dunia Eliminasi  TBC 2030. Akhirnya, dengan mengucapkan Bismillahirrakhmanirrakhim – dengan ini saya Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2018 saya resmikan. Terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,                                                                                           MENTERI KESEHATAN RI                                                                              Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,Sp